News | 04 Feb 2015

Museum Batu Alam di Aceh

Merespons fenomena batu alam sejumlah pengusaha batu alam mendirikan Museum Giok Aceh di Banda Aceh. Museum dimaksudkan untuk memberikan informasi dan promosi tentang batu alam asal Aceh, baik kepada masyarakat lokal maupun wisatawan.

Kepala Museum Giok Aceh dan Ketua Asosiasi Pengusaha Batu Aceh (APBA) Muhammad Usman mengatakan, museum itu adalah museum giok atau batu alam pertama di Aceh. Museum Giok berdiri karena melihat fenomena batu alam di Aceh dalam setahun ini. Batu alam asal Aceh diminati, baik oleh masyarakat lokal maupun luar Aceh. Namun, kebanyakan batu itu dibawa atau dijual ke luar Aceh. Kondisi ini dinilai membuat keberadaan batu alam Aceh semakin langka.

Selain itu, banyak masyarakat lokal yang belum tahu mengenai jenis batu alam di Aceh. Museum Giok dibangun di rumah toko (ruko) dua pintu dan berlantai lima, di lahan seluas 150 meter persegi di Jalan Khairil Anwar, Peunayong, Banda Aceh. Museum memiliki ruang pamer, film dokumenter, konsultasi, dan galeri seni. Museum berdaya tampung 500-1.000 orang per hari. Pengunjung dikenai retribusi Rp 25.000 per orang.

Di ruang pamer, pengunjung bisa melihat berton-ton bahan mentah dan ribuan butir bahan jadi batu alam Aceh beragam jenis, antara lain naphrite jade hijau, hitam, putih, idocrase solar, lumut, neon, dan akik sulaiman.

TAGS: Museum Batu Alam di Aceh Museum Batu Alam Aceh Banda Aceh



LINKS: