Articles | Wisata Religi | 10 Mar 2015

Melihat 28 Altar di Vihara Dharma Jaya (Sin Tek Bio) Pasar Baru

Berada di tengah keramaian pusat pertokoan di Pasar Baru, berdiri Vihara Dharma Jaya, sebuah vihara tua yang sudah ada sejak abad ke-17. Kala itu saat mengunjungi Pasar Baru, saya sebenarnya hendak ke Metro Atom Plaza pusat kamera dan pakaian second hand di Pasar Baru. Namun, sebelum masuk Metro Atom Plaza lewat pintu samping, saya melewati sebuah tempat makan di gang kecil dan gelap. Di atas gang tersebutlah, tepatnya di atas sebuah spanduk “Soto Betawi dan Soto Mie Bogor”, terdapat papan kecil penunjuk arah Vihara Dharma Jaya (Sin Tek Bio). Maka sebelum ke Metro Atom Plaza, saya memutuskan untuk mampir ke vihara.

Redup Saat Kumunculan Gedung
Lorong sempit dan cukup kumuh menutup vihara yang diyakini sudah ada sejak 1698. Mungkin jika mata saya tak sengaja melihat papan kecil, saya sampai detik ini tak akan pernah tahu jika kawasan pasar Baru menyimpan sebuah tempat ibadah yang bisa dikunjungi untuk umum. Anda bisa menemukan vihara ini melaui lorong sempit di belakang gedung Metro Atom Plaza atau melalui Gang Kelinci yang dipenuhi pedagang kaki lima dan tempat tinggal tunawisma.

Jika dibandingkan dulu, gedung Vihara Dharma Jaya sangat mudah ditemukan. Letaknya berada tepat di tengah keramaian pasar tradisional pasar Baru dan atapnya masih bisa dilihat dari Jalan Raya Samanhudi, ditambah kala itu, lahan di depan gedung vihara masih berupa lapangan tempat kandang kuda.

Namun, seiring waktu, vihara yang dibangun oleh petani-petani Tionghoa yang tinggal di tepi kali Ciliwung, seolah redup seiring dengan berjamurnya toko-toko di kawasan Pasar Baru. Barulah, vihara ini seolah redup dengan kemunculan gedung Metro Atom Plaza yang membuat vihara tertutup secara keseluruhan.

Total 28 Altar
Menurut cerita, vihara ini sudah dua kali berganti nama. Awalnya bernama Kelenteng Het Kong Sie Huis Tek yang berganti nama menjadi Sin Tek Bio. Perubahan nama tersebut diyakni setelah dibukanya Passer Baroe (Pasar Baru) di tahun 1820. Barulah pada tanggal 12 Mei 1982, berubah nama kembali, menjadi Vihara Dharma Jaya dan dikelola oleh Yayasan Vihara Dharma Jaya. Sebenarnya kawasan Vihara Dharma Jaya tak begitu luas dan terdiri dari dua lantai. Namun, vihara ini kaya dengan ornamen dan patung-patung yang seolah tak ada habisnya saat Anda berpindah dari satu altar ke altar lainnya. Vihara ini memang masih memiliki ciri khas kelenteng yang dibangun sebelum abad ke-20. Di bagian atap, Anda akan melihat sebuah mutiara yang berada antara dua ekor patung naga dan di bagian pintu masuk Anda akan melihat dua ekor singa penjaga (Bao-gu-shi).

Didominasi oleh warna merah, saat menginjakkan kaki di Vihara Dharma Jaya, aroma dupa langsung tercium. Hiasan lampion, lilin, serta ukiran dua naga yang melilit tiang utama di lantai satu, seolah menyambut kedatangan Anda—membuat vihara tampak indah dan meriah. Jangan tanya ada berapa banyak jumlah patung menghiasi vihara tersebut. Sebab, saya tak sempat menghitung saking banyaknya yang terbagi dalam 28 altar, belum lagi yang berada di sebuah dua lemari besar di lantai dua.

Ya, dengan altar yang banyak, Anda bisa berdoa tanpa perlu mengantre. Di ruangan utama atau di lantai satu terdapat 14 altar, terdiri dari (1) Thian (Tuhan yang Maha Esa); (2) Kongco Hok Tek Ceng Sin; (3) Pai Hu Chiang Kun; (4) Sakyamuni Buddha; (5) Kuan Kong; (6) Hian Tan Kon; (7) Sou Sien Kung dan Hok Lok Siu; (8) Toti Pakung Papo dan Ufang UtuhLung Sen; (9) Tau Sui; (10) Tian Kuaw Chang Kun; (11) Embah raden Suria Kencana Winata; (12) Cau Sen Toapekong Dapur; (13) Hoa Kung Hoa Mu, Nava Kumara Aryamatr; (14) Mie Lek Hut.

Di lantai dua juga terdiri dari 14 altar, yaitu (1) Sam Kuan Tay Tee; (2) Sam Pho Hut, O Mi To Hut, dan Mie Lek Hut; (3) Chien Sour Kwan Se Im Po Sat; (4) Ma Co Poh dan Hian Thian Siang Tee; (5) Wi Tho Poo Sat; (6) Cap Phe Lo Han; (7) Cap Phe Lo Han; (8) Tjan Kue Tjo Su, Tee Cong Ong Poo Sat, dan Co Su Kong Poo Sat; (9) Lie Se Cen, Li Lo Cia, Ci Kung Po Sat, Kwee Seng Ong, Dji Liong, Siong Kun, dan Hua To; (10) Ta Mo Co Su, Chien Thien Ta Sen fu cu, Le Tiat Kway, Pa Sien, dan Fu Cu Po Sat; (11) Tay Siang Lo Kun; (12) Sien Jin Ku Po; (13) Si Mien Fut; (14) Can Sen Ye, U Fang Tjai Sen.

Di Vihara Dharma Jaya atau Sin Tek Bio, patung-patung tersebut berasal dari abad ke-17 hingga 19—yang kebanyakan berada di lantai satu. Bukan hanya patung-patung, Anda juga bisa menemukan perabotan kelenteng bersejarah lainnya. Sebut saja mulai enam buah Joli (tandu) yang dibuat pada tahun 1768, sebuah tempat dupa kuno, lentera, Ten Lung, Bendera Kongco, 10 senjata kayu, hingga papan nama Sin Tek Bipo yang dibuat pada tahun 1753.

Jadi, jangan lupa untuk mampir sebentar ke Vihara Dharma Jaya jika Anda ke Pasar Baru. Wisata belanja sekaligus wisata religi dalam satu kesempatan. (Herti Annisa)

TAGS:

LINKS: