News | 26 Mar 2015

Pawai Ogoh-Ogoh di Monas

Ogoh-ogoh akan diarak sebagai simbol bahwa dalam keseharian kehidupan manusia selalu digoda oleh enam musuh dalam dirinya. Jumat lalu, tanggal 20 Maret 2015, umat Hindu se-Jabodetabek mengadakan Tawur Kesanga menyambut Hari Raya Nyepi tahun Saka 1937 di kawasan Taman Monas, Jakarta Pusat. Kegiatan keagamaan tersebut merupakan hasil kerja sama DPD Prajaniti Hindu Indonesia DKI dengan DPP Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Indonesia. Seluruh umat Hindu berkumpul di Monas sejak pukul 10.00 WIB untuk kemudian mengikuti serangkaian acara termasuk pawai ogoh-ogoh. Ada 16 Ogoh-ogoh dari 22 Pura se-jabodetabek mengikuti pawai tawur di silang barat Monumen Nasional. Mereka berpawai sambil menggotong ogoh-ogoh mulai dari Silang Monas-Sarinah dan kembali lagi ke Silang Monas. Ogoh-ogoh sendiri merupakan karya seni patung yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala sebagai perlambang sadripu (enam musuh dalam diri pribadi manusia), yaitu: kama (nafsu, keinginan), lobha (tamak, rakus), krodha (kemarahan), moha (kebingungan), mada (mabuk), dan matsarya (dengki, iri hati). Jadi, ogoh-ogoh adalah simbolisasi dalam bentuk karya seni patung, dari enam dorongan dan kekuatan negatif tersebut.
TAGS: ogoh-ogoh Taman Monas Hari Raya Nyepi tahun Saka 1937



LINKS: