News | 02 Mar 2015

Jejak Budaya Manusia Purba di Pulau Bintan

Sebuah artefak prasejarah penting berada di balik keindahan Pulau Bintan di Kepulauan Riau. Para arkeolog memperkirakan sampah dapur menggunung yang berupa gundukan berisi berupa kerang (moluska) itu adalah sisa makanan manusia purba yang hidup sekira 3.000 tahun – 5.000 tahun sebelum Masehi. Sampah dapur-kerang yang menggunung itu berlokasi di Kawal Darat, Kelurahan Kawal, Kecamatan Gunung Kijang, Pulau Bintan di Kepulauan Riau.

Situs Bukit Kerang Kawal Darat berwujud gundukan sampah kerang atau disebut Kjökkenmöddinger memiliki tinggi 4 meter. Sekilas terlihat tidak berharga sama sekali namun sebenarnya merupakan artefak penting sejarah manusia purba di Nusantara. Luas area situs ini adalah 100 m2 dengan lebar gundukan 18 x 24 meter. Selain sampah dapur manusia purba berupa tumpukan kerang, ditemukan pula artefak batu pemecah, sendok atau pencungkil terbuat dari tulang iga rusa purba, serta pecahan gerabah. Diperkirakan umur artefak tersebut dari masa Mesolitikum atau Zaman Batu Menengah yang merupakan periode peralihan dari kebudayaan berburu ke Zaman Perunggu dengan budaya pertanian yang menetap.

Menurut arkeolog H.R. van Heekeren dan R, Sukmono, keberadaan Kjökkenmöddinger di Nusantara diperkirakan sisa peninggalan kebudayaan Bacson-Hoabin, yaitu salah satu kebudayaan penting dari zaman Mesolitikum di Indonesia yang berkembang sejak 3.000 tahun Sebelum Masehi. Para ahli memperkirakan manusia di pesisir Pulau Bintan hidup berkelompok, mereka tinggal di sekitar pantai dan muara sungai dengan membangun rumah panggung.

TAGS: Jejak Budaya Manusia Purba di Pulau Bintan Manusia Purba Bintan Kepulauan Riau



LINKS: