News | 14 Jan 2015

Biak Numfor Kembangkan Pariwisata dan Perikanan Kelautan

Kabupaten Biak Numfor, Papua yang berada di perairan Samudera Pasifik tengah mengembangkan potensi pariwisatanya. Pemkab Biak Numfor menyiapkan anggaran hingga Rp7 miliar untuk membangun insfrastruktur kampung wisata di Kepulauan Samberpasi pada 2015. Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor juga akan membangun sarana pendidikan, pengembangan usaha kecil menengah, dan pengembangan Kampung Nelayan Samberpasi.

Plt. Bupati Biak Numfor Thomas Ondy mengutarakan bahwa prasarana yang akan dibangun berupa jalan lingkungan, drainase, lampu jalan, marina, penginapan, bedah rumah, pondok informasi wisata, ruang serbaguna, serta sarana wisata bahari berupa rubberboat, jet sky, peralatan selam, klinik dan playground.

Dengan disiapkan fasilitas pariwisata dan perikanan, diharapkan Kampung Wisata Samberpasi dan sekitarnya menjadi daerah tujuan wisata bahari. Ke depan juga kawasan ini diharapkan dapat memberikan pemasukan dari sektor pariwisata dan perikanan kepada daerah.

Pemkab Biak Numfor berharap semua elemen masyarakat mendukung program sektor pariwisata dan perikanan dalam rangka mengimplementasikan sektor kemaritiman yang menjadi program pemerintahan Presiden Jokowi.

Perairan di sekitar Biak Numfor memiliki kekayaan bahari yang melimpah. Pulau terbesar di antara rantai kepulauan kecil di utara Pulau Papua itu memiliki lahan budidaya laut mencapai 9,9 juta hektare dan lahan budidaya pantai 42 ribu hektare. Lahan tersebut mampu menghasilkan ikan laut 1,5 juta ton per tahun dan hasil tambak 1,6 juta ton per tahun. Oleh karenanya, Presiden Jokowi juga melirik pengembangan pelabuhan di Biak.

“Perlu dipersiapkan pelabuhan modern untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Presiden.

Lokasi penangkapan ikannya berada di Nusi Babaruk, Wundi, dan Miosbefondi (Kepulauan Padaido), Numfor Timur, perairan Numfor Barat, perairan pantai utara Biak, perairan Urfu, Samber dan Waroi (Yendidori ), serta perairan Tanjung Barari.

Hasil perikanan di Kabupaten Biak Numfor telah dipasarkan ke pasar lokal, ke pasar antarpulau, dan pasar internasional dengan pemasaran ke Thailand, Australia, dan Singapora. Komoditi utamanya adalah teripang (31.161 kg), lobster (15.154 kg), dan ikan segar (2.187 kg), dan selebihnya berupa kerang-kerangan, kepiting, sirip ikan hiu, dan ikan asin.

Ketua DPRD Kabupaten Biak Numfor, Zeth Sandy, mengatakan Pemerintah memang akan memprioritaskan sektor pariwisata dan perikanan kelautan. Hal ini sesuai dengan Program Jangka Menengah Daerah 2014-2019.

“Program ini segera disahkan menjadi perda pada 31 Desember mendatang,” jelasnya.

Biak Numfor di Pulau Biak sendiri dapat dijangkau dari berbagai pulau di Indonesia dengan memanfaatkan penerbangan ke Bandara Frans Kaisiepo (Maskapai Garuda dan Sriwijaya). Di Biak, tersedia di beberapa penginapan dan waktu seminggu cukup untuk menjelajahi beragam keindahan memukau di sana.

Beberapa lokasi tujuan wisata yang dapat Anda jangkau di antaranya Kepulauan Padaido seluas 137 km2 yang memiliki keindahan bawah laut dan pesisir pantai. Pantai Inpendi di Desa Adoki, Distrik Yendidori dapat ditempuh selama 15 menit dari Kota Biak. Pantai Wari di Kampung Bosnabraidi Distrik Biak Utara dapat ditempuh sekira 1,5 jam dari kota Biak. Pantai Korem dengan teluknya yang melengkung seluas 1 km dan areal pasir delta dapat dijangkau sekira 32 km dari Kota Biak. Pantai Bosnik (Pantai Segara Indah) di Distrik Biak Timur dapat dicapai 25 menit dari Kota Biak. Juga Pantai Asaibori yang cocok untuk berenang, snorkeling serta berjemur dengan pantai berpasir putih bersih dan memiliki garis pantai memanjang.

Bandara Frans Kaisiepo untuk Penerbangan Internasional

Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya beberapa waktu lalu ke Papua mewacanakan pembukaan kembali Bandara Frans Kaisiepo di Biak Numfor, Papua untuk mendorong percepatan pembangunan wilayah timur Indonesia.

Bandara Frans Kaisiepo direncanakan dibuka kembali untuk penerbangan internasional. Sebelumnya bandara ini pernah disinggahi penerbangan Jakarta - Biak - Honolulu - Los Angeles. Akan tetapi, jalur tersebut ditutup akibat krisis moneter tahun 1997. Kondisi itu berikutnya seakan memperlambat roda perekonomian Pulau Biak.

“Saya memperhatikan aspirasi bupati dan walikota, harapannya untuk membangun daerah dan masyarakat Papua,” kata Jokowi setelah bertemu dengan kepala daerah se- Papua, di Pangkalan TNI Angkatan Udara Manuhua, Biak.

Sementara itu, Kementerian Perhubungan menyatakan masih menunggu permintaan arus penumpang ke Biak untuk membuka penerbangan internasional di Bandara Frans Kaisiepo.

“Kalau demand-nya bagus, nanti maskapai juga akan ke sana,” ungkap pelaksana tugas Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Djoko Murj atmodjo.

Menurut Djoko, untuk mendorong permintaan penumpang, mesti ada kerja sama lintas sektor. Misalnya, ada paket-paket wisata, industri pertanian, sampai perikanan.

“Sekarang Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan sedang mengkaji kesiapan bandara dan operasinya.”

Sejak dahulu memang Pulau Biak dianggap strategis lokasinya karena berada di tapal batas wilayah NKRI, bahkan pada masa Perang Dunia II, Biak adalah basis strategis Angkatan Laut Jepang di Pasifik sehingga Amerika Serikat membombardirnya pada 29 Mei 1944. Pada 2005, Pemerintah Rusia juga pernah berencana menjadikan Biak sebagai lokasi peluncuran roket dan satelit luar angkasa karena lokasi dipandang strategis.

Source & Photo Credit : http://indonesia.travel/

TAGS: Biak Numfor Wisata Biak Numfor Kepulauan Samberpasi Papua



LINKS: