News | 17 Dec 2014

Kemeriahan Festival Kuwung 2014

Banyuwangi – Kemeriahan festival kuwung kali ini melengkapi Banyuwangi festival 2014. Diadakan pada malam hari kemeriahannya bener bener terasa sejak sore hari. Sabtu (13/12/2014) masyarakat Banyuwangi tumpah ruah memenuhi jalan jalan protocol Banyuwangi demi menyaksikan pawai carnaval yang nantinya akan dijadikan even tetap sebagai Banyuwangi night carnival.

Suasana malam menambah keindahan pagelaran dengan mengambil tema 'Gumelare Cindhe Sutra' atau gelaran tikar sutra Banyuwangi. Kuwung yang artinya pelangi ini kata Bupati Anas, adalah bentuk kepedulian Pemkab Banyuwangi dalam melestarikan seni dan budaya asli penduduk kabupaten berjuluk Sunrise of Java ini. Selain itu, untuk tahun ini, para penampil di Festival Kuwung rata-rata usia muda. Membaurnya seniman muda dan tua sebagai bentuk regenerasi budayawan yang sampai saat ini berjalan baik. "Ini bentuk regenerasi seniman dan budayawan muda Banyuwangi. Bibit-bibit ini yang nantinya akan menjadi penerus mereka. Semua kita bangun untuk pelestarian budaya dan seni Banyuwangi," tandas pria segudang prestasi ini.

Menurut Bupati Anas, festival kuwung menjadi etalase ruang pamer keaslian Banyuwangi dalam rangkaian Banyuwangi Festival. Tahun 2014 ini, tambah Bupati Anas, tema barisan pawai menceritakan budaya kehidupan masyarakat using mulai dari masa anak-anak, remaja, pernikahan hingga rumah tangga.

Beberapa fragmen ditampilkan dengan musik dan gerakan tari yang apik, mengundang decak kagum para undangan yang hadir. Bahkan penabuh gamelan (wiyogo) pun dari anak-anak pelajar dari SD, SMP dan SMA di Banyuwangi. Awal fragmen dimulai oleh para tamu yang kali ini dihadiri oleh kabupaten sahabat yakni Blora, Jembrana, Kediri dan Probolinggo. Selanjutnya Fragmen berjudul Sembur Uthik-uthik menceritakan kisah masa anak-anak, berlanjut pada sub tema Kembang Kanthil menceritakan kisah remaja. Kemudian berlanjut Wes kadung Ngelading Geni mengisahkan percintaan dua insan yang beranjak dewasa lalu Kopat Luwar prosesi pernikahan dan Kembang Kuro kisah berumah tangga.

Hampir semua seni dan budaya Banyuwangi ditampilkan dalam festival Kuwung ini. Mulai tari jaranan yang dibawakan oleh anak-anak, prosesi sunatan, Barong Ider Bumi, tari jaran Goyang, seni hadrah Kuntulan, sampai Barongsai mengisi masing-masing fragmen di even budaya ini. Tradisi budaya Kawin Colong dan upacara Kemanten Using juga ditampilkan dengan sangat luar biasa membuat siapapun yang menyaksikan berdecak kagum. Akhirnya penutupan festival kuwung ditandai dengan pelepasan 243 lampion sebagai peringatan ulang tahun Banyuwangi yang ke 243. (Kuncoro Budi)

Photo Credit : Eko Budi Setianto

TAGS: Festival Kuwung Festival Kuwung 2014 Banyuwangi Festival Event Banyuwangi



LINKS: