Museum Mandiri Jakarta
Museum Mandiri Jakarta
Articles | Wisata Sejarah | 02 Mar 2015

Melihat Koleksi Perbankan Tempo Doeloe di Museum Mandiri Jakarta

Wisata sejarah menjadi salah satu opsi Anda mengisi waktu luang. Jika waktu Anda tak banyak atau budget terbatas, tentu saja objek wisata yang dekat dari lokasi rumah dengan biaya murah meriah menjadi pilihannya. Seperti yang Anda tahu bahwa kawasan Kota Tua menyimpan wisata sejarah yang tak ada habisnya untuk ditelusuri. Salah satunya merupakan Museum Mandiri yang berada tepat di seberang halte busway Kota.

Berasitektur Niew Zakalijk atau Art Deco Klasik, gedung Museum Bank Mandiri ini bangun pada tahun 1929 dan dirancang oleh tiga orang arsitek Belanda, yakni J.J.J de Bruyn, A. P Smits, dan C. van de Linde. Awalnya gedung ini merupakan bangunan Nederlandsche Handel-Maatschappij atau Fictorji Batavia yang merupakan perusahaan dagang milik Belanda. Kemudian di tahun 1968, bangunan tersebut beralih fungsi menjadi kantor pusat Bank Export impor (Bank Exim), hingga akhirnya legal merger Bank Exim bersama Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) ke dalam Bank Mandiri (1999), maka gedung tersebut pun menjadi aset Bank Mandiri.

Koleksi Mesin ATM
Siapkan dana sebesar Rp 5.000 jika ingin masuk ke Museum Mandiri, kecuali jika Anda anak-anak/pelajar/mahasiswa/nasabah Mandiri dengan tiket masuk gratis. Museum ini buka pada Selasa hingga Minggu pada pukul 09.00-16.00 WIB. Dengan luas mencapai 1.039 meter persegi, Anda akan menemukan barang-barang bersejarah dari Bank Mandiri. Di pintu masuk, Anda akan disambut oleh dua patung berseragam. Penjaga museum siap menerima Anda dengan ramah di sebuah loket yang pada tahun 1933 menjadi Ruang Pelayanan Nasabah. Di sanalah biasanya para nasabah berkumpul sesuai dengan tujuan mereka.

Berjalan ke sebelah kiri, terdapat sebuah buku besar. Buku besar ini merupakan salah satu koleksi masterpiece Museum Bak Mandiri yang jumlahnya 45 buah. Buku besar tersebut berbahasa Belanda yang berisikan perincian mengenai perkiraan perubahan debet dan kredit yang dilaporkan setiap akhir bulan. Cukup terbayang repotnya menulis transaksi di buku besar tersebut.

Museum Bank Mandiri terdiri dari tiga lantai dan basement. Sayangnya, karena datang pada hari kerja, saya hanya bisa melihat-lihat di lantai satu. Menurut penjaga museum, lantai dua dan tiga hanya dibuka pada hari Sabtu dan Minggu. Saya sempat melihat ke basement yang berisikan taman di tengah museum. Terdapat panggung kecil di taman yang katanya biasa digunakan oleh acara komunitas dan acara internal Bank Mandiri.

Berjalan tak jauh dari lokasi buku besar, Anda akan melihat empat buah mesin ATM tempo dulu yang terbagi dari beberapa generasi. Di atas mesin ATM tersebut, terpampang empat foto tokoh yang berperan penting dalam dunia perbankan. Seperti Luther Simjian, penemu mesin ATM generasi pertama; James Goodfellow, penemu sistem PIN di tahun 1966; John Shepherd-Barron, penemu mesin ATM periode Modern; serta Donal Wetzel, penemu mesin ATM.

Berjalan sedikit dari empat mesin ATM tersebut, Anda akan melihat koleksi sempoa, mesin tik, kalkulator manual, komputer, dan telepon yang berada di dinding dengan peletakkan yang sangat rapi dan terstruktur. Karena zaman dulu tak ada kalkulator, maka perbankan menggunakan sempoa—alat hitung tradisional yang biasa digunakan oleh Bangsa Cina. Di sebelah koleksi sempoa, terdapat mesin tik yang mulai digunakan apda era 1960. Penggunaan sempoa berganti seiring dengan perkembangan zaman hingga posisinya tergantikan dengan kalkulator manual yang mulai digunakan apda tahun 70-‘80an.

Bahkan di Museum Mandiri Jakarta, Anda juga bisa melihat koleksi stempel yang masih berada di lantai satu. Kala itu, stempel digunakan untuk mengesahkan sebuah surat. Bahan yang dugunakan kala itu terbuat dati logam, kayu, atau bahan karet yang bentuknya elastis. Pada saat itu, stempel yang akan digunakan harus diberikan tinta terlebih dahulu lalu ditempelkan pada kertas yang akan distempel.

Mau melihat koleksi dari Museum Mandiri Jakarta Lainnya? Silakan datang langsung di akhir pekan agar eksplorasi lebih mendalam. (Herti Annisa)

TAGS:

LINKS: