Jenis-Jenis Alat Musik Angklung
Kita patut berbangga menjadi warga Indonesia, banyaknya pulau dan provinsi, menjadikan Indonesia memiliki banyak budaya. Sebut saja, memiliki 34 provinsi menjadikan Indonesia kaya tarian, lagu, pakaian adat, tradisi, senjata tajam, hingga alat musik yang bahkan sudah mendunia. Salah satu alat musik khas Indonesia yang sudah diakui di kancah internasional adalah angklung yang berasal dari tanah Sunda-Jawa Barat.
Jika ditelisik, sebenarnya alat musik angklung ini masih belum bisa dipastikan, sejak kapan menjadi alat musik Indonesia. Namun, ada sebuah Angklung Gubrag yang dibuat di Jasinga, Bogor, Jawa Barat yang sudah berumur 400 tahun dan hal itu bisa menjadi patokan bahwa sudah lama sekali alat musik angklung berada di Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda, alat musik angklung menjadi alat musik yang membangkitkan semangat nasionalisme penduduk pribumi. Karena itu, pemerintah Belanda melarang permainan alat musik angklung, kecuali jika dimainkan oleh anak-anak dan pengemis karena dianggap tidak memberikan pengaruh apa pun.
Mekipun dulu sempat dilarang oleh Belanda, kini alat musik angklung sudah menjadi bagian Indonesia dan tak ada lagi alasan untuk malu memainkan alat musik khas Indonesia ini. Pasalnya, di bulan November 2012, alat musik angklung sudah dikukuhkan menjadi Worls Intangible Heritage oleh UNESCO bahkan sudah banyak sekali negara yang memainkan alat musik ini. Namun, siapa yang sangka bahwa alat musik yang dimainkan dengan cara digoyangkan ini memiliki banyak jenisnya, bahkan tidak hanya berasal dari Jawa Barat saja tetapi juga bagian Indonesia lainnya. Nah, di bawah ini ada beberapa jenis angklung yang wajib Anda ketahui.
Angklung Kanekes. Alat musik angklung Kanekes biasa digunakan oleh suku Baduy yang menetap di Lebak, Banten. Mereka biasa menggunakan angklung ketika mereka menanam padi dan juga ada beberapa yang digunakan saat terang bulan atau tidak hujan sambil menyanyikan beberapa lagi, seperti Lutung Kasarung, Yandu Bibi, Yandu Sala, Ceuk Arileu, Oray-orayan, Dengdang, Yari Gandang, Oyong-oyong Bangkong, Badan Kula, dan Kokoloyoran. Angklung di Kanekes juga memiliki macamnya, yaitu indung, ringkung, dongdong, gunjing, engklok, indung leutik, torolok, dan roel. Dan ada yang perlu Anda ketahui bahwa tak sembarang orang yang berhak membuat angklung. Di Kanekes, hanya orang Kajeroan (terdiri di 3 kampung, yaitu Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik) dan mereka yang punya keturunan sajalah yang bisa membuat alat musik angklung—tentunya ada syarat ritualnya.
Angklung Buncis. Pada mulanya, Buncis digunakan untuk acara-acara pertanian yang bertahan hingga tahun 1940, di mana saat ini sudah digunakan sebagai acara hiburan. Nama kesenian buncis berkaitan dengan sebuah teks lagu yang terkenal di kalangan rakyat, yaitu cis kacang buncis nyengcle.... Teks tersebut terdapat dalam kesenian buncis, sehingga kesenian ini dinamakan buncis. Instrumen yang digunakan dalam kesenian buncis adalah 2 angklung indung, 2 angklung ambrug, angklung panempas, 2 angklung pancer, 1 angklung enclo, dan 3 buah dogdog yang terdiri dari satu talingtit, panembal, dan badublag. Dalam perkembangannya kemudian ditambah dengan tarompet, kecrek, dan goong.
Angklung Gubrag. Awal mula angklung Gubrag karena Dewi Sri sedang murka dengan penduduk sehingga terancam bencana kelaparan karena padi tak tumbuh dengan baik di Kampung Cipining, Bogor. Angklung Gubrag biasa dimainkan pada upacara seren taun, yaitu upacara besar-besaran pada akhir tahun panen. Selain itu, Angklung Gubrag juga dimainkan pada upacara-upacara hajatan keluarga, perhelatan hari raya, hari-hari besar nasional, dan acara-acara lain yang menyangkut dan melibatkan orang banyak.
Angklung Badeng. Alat musik angklung Badeng berasal dari Desa Sanding, Kecamatan Malangbong, Garut yang dulunya berfungsi sebagai alat dakwah umat muslim. Angklung Badeng menggunakan sebanyak sembilan buah, yaitu 2 angklung roel, 1 angklung kecer, 4 angklung indung dan angklung bapa, 2 angklung anak; 2 buah dogdog, 2 buah terbang atau gembyung, serta 1 kecrek.
Angklung Bungko. Alat musik Angklung Bungko berasal dari Desa Bungko yang terletak di perbatasan antara Cirebon dan Indramayu. Angklung Bungko dilestarikan oleh seorang tokoh masyarakat bernama Syeh Bentong atau Ki Gede Bungko, setelah dipergunakan sebagai kesenian yang mengiringi penduduk Desa Bungko berperang melawan serangan bajak laut. (HA)
Photo Credit: 3dom via Compfight cc
LINKS:
- Meja Tulis | Kursi Lesehan | Lemari Pakaian | Meja Belajar Anak
- Distributor Manjun Seaweed | Distributor Laverland Crunch | Distributor Tong Garden
- Lemari Besi Tahan Api | Lemari Besi Tahan Bongkar | Brangkas Jakarta | Lemari arsip
- Jual Snack Import | Supermarket murah di Jakarta | Toko Buah di PIK | Supermarket di PIK
- Wisata Kuliner | Kuliner Jakarta | Kuliner Bandung | Kuliner Purwokerto | Kuliner Jogja | Kuliner Yogyakarta | Kuliner Bogor | Tempat Makan Enak Di Jakarta |
- The Hairloft Salon Jakarta | Hairloft Jakarta | Hairloft Kelapa Gading | Salon di Kelapa Gading
- Informasi Keluarga | Parenting Indonesia | Informasi Ibu dan Anak