Pesona Indahnya Kawah Ijen
Dinginnya udara malam mulai menyelinap masuk menembus pakaian yang sudah tebal, tapi dinginnya malam itu sedikit terobati dengan secangkir kopi dan pisang goreng pak im, ya pak im adalah pemilik warung yang ada di gunung ijen sekaligus pemandu wisata disana. Waktu sudah menujukkan pukul 01.30 wib kita sudah harus bersiap siap untuk naik gunung ijen, tepat jam 02.00 kita berangkat bersama dengan para pendaki yang lain dan para penambang belerang.
Perjalanan dimulai dari kota Banyuwangi kota yang berjuluk Sunrise of Java. Pertama, rute dari Banyuwangi menuju Licin yang berjarak 15 km yang dapat dilewati dengan kendaraan bermotor roda dua atau empat selama sekitar 30 menit. Rute ditempuh dari Banyuwangi lalu menuju Kecamatan Licin. Dari Licin menuju Paltuding yang berjarak sekitar 18 km perjalanan dapat diteruskan dengan kendaraan bermotor terutama jenis jeep double gardan karena sekitar 6 km sebelum sampai di Paltuding melewati jalan yang dinamakan tanjakan erek-erek yaitu berupa belokan berbentuk S dan sekaligus menanjak, perjalanan memerlukan waktu sekitar satu jam.
Jalan relatif lancar dan kondisi jalan bisa dibilang bagus sehingga nyaman walau menanjak sehingga event balap sepeda internasional pun digelar disini (Banyuwangi tour de Ijen). Setibanya di kawasan Paltuding maka ini adalah titik awal menuju ke Kawah Ijen dimana Anda harus berjalan mendaki sekitar 2 jam. Paltuding adalah lokasi kaki gunung dengan ketinggian 1.800 m dpl, jadi pastikan Anda membawa baju hangat yang mencukupi.
Lintasan awal sejauh 1,5 km cukup berat karena menanjak. Sebagian besar jalur dengan kemiringan 25-35 derajat. Selain menanjak struktur tanahnya juga berpasir sehingga menambah semakin berat langkah kaki karena harus menahan berat badan agar tidak merosot ke belakang. Kisaran jam 04.00 kita sampai, lelahnya perjalanan langsung hilang setelah kita disuguhi pertunjukan alam maha indah BLUE FIRE.
Apabila Anda ingin turun ke bawah kawah untuk melihat api biru maka wajib disertai pemandu. Kenakan masker dan kaca mata pelindung itu karena selain bau belerang yang sangat menyegat, asap belerang dari aktivitas para penambang akan dengan mudah menyerang dan membuat pedih mata. Belum puas menikmati indahnya pertunjukan blue fire yang cuma ada di dua tempat di dunia di kawah ijen dan islandia, mata kita akan termanjakan dengan indahnya sunrise yang sungguh menakjubkan (susah diungkapkan dengan kata kata).
Setelah matahari muncul barulah mulai terlihat jelas hamparan kawah paling asam yang terbesar didunia ini warna hijau kebiru biruan mulai terlihat karena adanya pantulan sinar matahari dengan dinding kaldera setinggi 300-500 meter dan luas kawahnya mencapai 5.466 hektar. Sinaran yang juga menerpa dari balik Gunung Merapi, saudara kembar Gunung Ijen jangan sampai Anda lewatkan untuk diabadikan oleh kamera.
Disamping kita menikmati indahnya kawah ijen kita juga disuguhi keindahan yang nggak kalah menakjubkan dari para lelaki tangguh para penambang belerang. Penambang belerang tradisional ini konon hanya terdapat di Indonesia yaitu di Welirang dan Ijen. Tempat pengambilan belerang terdapat di dasar kawah sejajar dengan permukaan danau. Mereka dengan berani mendekati danau untuk menggali belerang dengan peralatan sederhana lalu dipikul dengan keranjang. Dengan beban berat ( 80 – 100 kg ) para penambang akan memikulnya melalui jalan setapak, sebuah fragmen kehidupan yang berat yang harus dijalani dengan ikhlas dan tentunya tetap tersenyum. Walau beban berat dipundak tapi meraka akan tetap tersenyum dan ramah pada para pendaki jadi nggak ada salahnya sesekali beri mereka senyum termanis yang anda punya. Sebuah pertaruhan nyawa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Hari sudah mulai beranjak siang walau masih belum puas kita menikmati indahnya panorama kawah ijen kita putuskan untuk turun karena kalau kesiangan asap kawah akan naik dan menutupi kawah. Kita sempatkan untuk berhenti sejenak dibangunan bundar kuno peninggalan Belanda yang dikenal dengan “Pengairan Kawah Ijen” yang sekarang disebut sebagai Pos Bundar, disana kita sejenak bercengkrama dan melihat aktifitas para penambang belerang menunggu hasil tambangnya untuk mendapatkan secarik kertas tentang berat muatan dan nilainya.
Akhirnya sampailah kita di paltuding dimana kendaraan kita menunggu untuk membawa kita balik ke Banyuwangi. Sebelum pulang kita sempatkan kuliner khas kota gandrung yaitu “rujak soto” perpaduan rujak petis dan soto babat yang rasanya gurih nikmat sekali. Well perjalanan yang indah dan pasti kita akan balik lagi.
Tips: jangan lupa bawa pemandu terutama kalau anda ingin melihat blue fire dari dekat, siapkan perbekalan makanan dan minuman yang memadai dan sapu tangan basah terutama kalau anda mau turun ke kawah untuk penutup hidung dan mulut akibat asap belereng yang pekat, usahakan mendaki pada dini hari supaya anda dapat menyaksikan semua keindahan kawah ijen tanpa terlewati karena kalau anda mendaki siang kecil kemungkinan anda akan melihat kawah secara jelas karena kabut dan asap yang telah naik, taatilah rambu rambu yang ada karena keselamatan anda adalah tanggung jawab anda sendiri dan kalau masih ada bekal bolehlah dibagi dengan para penambang belerang disana sebagai bentuk persahabatan dan terima kasih. (Kuncoro Budi)
Photo Credit : Agoes Santoso & Sam
LINKS:
- Meja Tulis | Kursi Lesehan | Lemari Pakaian | Meja Belajar Anak
- Distributor Manjun Seaweed | Distributor Laverland Crunch | Distributor Tong Garden
- Lemari Besi Tahan Api | Lemari Besi Tahan Bongkar | Brangkas Jakarta | Lemari arsip
- Jual Snack Import | Supermarket murah di Jakarta | Toko Buah di PIK | Supermarket di PIK
- Wisata Kuliner | Kuliner Jakarta | Kuliner Bandung | Kuliner Purwokerto | Kuliner Jogja | Kuliner Yogyakarta | Kuliner Bogor | Tempat Makan Enak Di Jakarta |
- The Hairloft Salon Jakarta | Hairloft Jakarta | Hairloft Kelapa Gading | Salon di Kelapa Gading
- Informasi Keluarga | Parenting Indonesia | Informasi Ibu dan Anak