Wisata Religi ke Gereja Palasari Bali
Bali dan pantai mungkin sudah merupakan hal yang tak asing lagi. Namun liburan saya ke Bali kali ini justru tidak dimulai dengan menginjakkan kaki di pantai atau mendengar suara riak dan ombak.
Saya terbiasa menempuh jalur darat ketika berlibur ke Bali dan setibanya di pelabuhan Gilimanuk kami melesat ke daerah Palasari. Kami mengawali liburan dengan wisata religi. Daerah Bali Barat yang satu ini memiliki satu objek wisata rohani bagi umat Kristen Katolik, yaitu Gereja Paroki Hati Kudus Yesus atau yang lebih dikenal dengan nama Geraja Palasari. Tidak hanya turis lokal saja yang tertarik dan tahu akan tempat ini, beberapa turis mancanegara kadang juga terlihat bergantian mengunjungi Gereja Palasari.
Arsitektur Gereja merupakan perpaduan arsitektur ghotik dengan Bali. Hal ini dikarenakan komunitas pendiri gereja ini dirintis oleh Pater Simon dan penduduk Bali. Awal kedatangannya di tahun 1940, Pater Simon Buis masuk ke Bali sebagai misionaris untuk memudahkan reksa pastoral dan penggembalaan umat di Indonesia, khususnya Bali. Ketika itu wilayah Tuka semakin padat sehingga pada 1939 pemerintah berencana mengembangkan wilayah di Bali bagian Barat. Melihat peluang, Pater Simon Buis berdiplomasi dengan dewan raja-raja.
Setelah diperoleh kepastian, pada 15 September 1940, Pater Simon Buis SVD melakukan long march bersama 24 warga Tuka, Denpasar. Tidak semua bisa bertahan karena untuk mewujudkan mimpinya, Pater Simon Buis harus berjalan kaki 170 km menembus hutan pala. Ia juga sempat ditahan setelah pergantian kepemimpinan ketika Indonesia mulai dijajah Jepang.
Perjuangannya tidak sia-sia bahkan terus didengar. Dengan bantuan dan kerendahan hati warga Bali, disebutkan pada tahun 2002 gereja tersebut telah merengkuh 319 keluarga atau 1.382 jiwa. Tak heran kalau gereja yang memiliki histori ini, menarik banyak pengunjung. Selain itu, goa Maria yang terletak tak jauh dari gedung gereja juga mulai dikembangkan. Untuk menuju ke goa tersebut dibangun jalan setapak dan ditanamai tanaman yang asri. Warga sekitar sering memanfaatkannya untuk ibadah jalan salib. Di sebelah goa Maria juga terdapat makam Pater Simon Buis yang diberi nisan dengan tanda salib yang cukup besar. (Avellia)
LINKS:
- Meja Tulis | Kursi Lesehan | Lemari Pakaian | Meja Belajar Anak
- Distributor Manjun Seaweed | Distributor Laverland Crunch | Distributor Tong Garden
- Lemari Besi Tahan Api | Lemari Besi Tahan Bongkar | Brangkas Jakarta | Lemari arsip
- Jual Snack Import | Supermarket murah di Jakarta | Toko Buah di PIK | Supermarket di PIK
- Wisata Kuliner | Kuliner Jakarta | Kuliner Bandung | Kuliner Purwokerto | Kuliner Jogja | Kuliner Yogyakarta | Kuliner Bogor | Tempat Makan Enak Di Jakarta |
- The Hairloft Salon Jakarta | Hairloft Jakarta | Hairloft Kelapa Gading | Salon di Kelapa Gading
- Informasi Keluarga | Parenting Indonesia | Informasi Ibu dan Anak